azzz

Senin, 19 November 2012

Teori Organisasi Klasik



TEORI ORGANISASI KLASIK
            Dalam bab ini dan bab-bab selanjutnya, akan dibahas perkembangan teori organisasi dan manajemen dari teori  klasik sampai sekarang.
            Konsep-konsep tentang organisasi  sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory) atau kadang-kadang disebut juga teori  tradisional. Dampak teori klasik pada organisasi telah dan masih dirasakan sangat besar. Sebagai contoh, organisasi yang disarankan birokrasi dan banyak bagian lain dari teori klasik telah ada ribuan tahun yang lalu, seperti yang dikenal dalam kerajaan Mesir, China dan kekaisaran Romawi. Geraja Katolik roma telah mempergunakan teori  klasik hampir dua ribu tahun lamanya. Jadi, konsep-konsep klasik dan penerapannya berkembang di banyak negara dan waktu yang sudah cukup lama.
            Dalam bab ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya terspealisasi. Para teoritisi klasik menekankan pentingnya “rantai perintah dan penggunaan disiplin, aturan dan supervisi ketat untuk mengubah organisai-organisasis nagar beroperasi lebih efisien. Teori klasik memberikan petunjuk “mekanistik” sturuktural yang kaku, bukan kreativitas. 
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran : birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah. Ketiga aliran ini dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama. Ketiganya juga mempunyai efek yang sama dalam praktek, dan semuanya dikembangkan sekitar tahun 1900-1950 oleh kelompok-kelompok penulis yang bekerja secara terpisah dan tidak saling berhubungan. Sebagai contoh, Lyndall Urwick, salah satu penulis teori administrasi, menulis bukunya tanpa membaca buku Max Weber, yang merupakan buku terpenting tentang birokrasi.
Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosilogi. Sedangkan teori administrasi dan manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen ilmiah memberikan tekanan pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan, atau mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja.
Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain terjadi bila orang-orang bekerja bersama.
Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik.

Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok yang ada pada sebelum “kesatuan kegiatan” (unity of action) itu mungkin terjadi. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1.  Kekuasaan – bisa demokratis atau otokratis – hal ini bisa disebut sebagai sumber pengorganisasian tertinggi. Sebagai contoh, dewan direktur dalam perusahaan, para staf komandan dalam militer, pemimpin-pemimpin serikat pada organisasi-organisasi buruh, para anggota senat diuniversitas dan sebagainya.
2.  Saling melayani – yang merupakan legitimasi sosial pada organisasi. Setiap organisasi itu ada dan diakui oleh masyarakat umum atau masyarakat informal, karena pelayanan terhadap kepentingan-kepentingan social. Jadi, organisasi timbul karena masyarakat merasakan manfaat positif dari organisasi tersebut.
3.  Doktrin – dalam arti yang sederhana, hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi. Oleh karena itu, kebijaksanaan, prosedur, peranan, dan peraturan-peraturan organisasi harus didasarkan pada doktrin organisasi.
4.  Disiplin – diartikan sebagai perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri. Disiplin ini sangat diperlukan agar organisasi dapat diarahkan, dapat dipercaya, dan mendapat dukungan dari orang-orang yang berparsitipasi didalamnya. Disiplin dapat diturunkan dari hal negative, yaitu paksaan, atau positif, yaitu dari kesadaran tanggung jawab individu terhadap tujuan organisasi.

Dasar-dasar ini dapat diterapkan untuk merancang struktur dan bentuk organisasi. Para ahli teori organisasi klasik percaya bahwa berbagai prinsip diatas merupakan “jalan terbaik” untuk mencapai kondisi adanya organisasi atau koordinasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar