azzz

Selasa, 26 November 2013

Perencanaan Karangan Ilmiah

Karangan Ilmiah

Karangan Ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah dan karangan popular memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.
Karangan merupakan karya tulis yang dihasilkan dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan kepada orang lain untuk dipahami. Sedangkan karangan ilmiah menurut Brotowidjoyo adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Jadi, karya ilmiah adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Bentuk karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Ciri-Ciri Karangan Ilmiah :

Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu:
a. Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan     sebagainya;
b. Objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang diteliti.;
c. Cermat, tepat, dan benar;
d. Tidak persuasif;
e. Tidak argumentatif;
f.  Tidak emotif;
g. Netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;
h. Tidak melebih-lebihkan sesuatu

   Isi ( batang tubuh ) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Seperti yang diungkapkan oleh John Dewey, ada 5 langkah pokok proses ilmiah. Mengenali dan merumuskan masalah

  • Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis.
  • Merumuska hipotesis ( dugaan hasil sementara )
  • Menguji hipotesis
  • Menarik kesimpulan
Perbedaan Karangan Ilmiah dan Nonilmiah :

Menulis karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan. Terdapat tiga golongan karangan, yaitu ilmiah, ilmiah popular, dan nonilmiah
Seperti pernyataan sebelumya karanga ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan, sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki ciri-ciri karangan nonilmiah sebagai berikut:

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  • Fakta yang disimpulkan subyektif,
  • Gaya bahasa konotatif dan populer,
  • Tidak memuat hipotesis,
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah,
  • Bersifat imajinatif,
  • Situasi didramatisir, dan
  • Sersifat persuasif.

Sumber : http://bungamahasiswa.blogspot.com

Paragraf

Paragraf :

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.

Paragraf gantung :
Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris pertama paragraf tidak dimasukkan dan dimana baris selanjutnya dimasukkan.

Detil :
         Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan berikut dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok, bahwa Joseph Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat. Kalimat berikutnya adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara yang spesifik.

Kerangka paragraph :
        Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf. Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama. Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.

Macam-macam paragraph :

Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya. Berdasarkan jenisnya :

Narasi :

Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian. Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.

Eksposisi :

Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi. Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.

Argumentasi :

Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya. Contoh :
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
  
Persuasi :  

Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.

Sumber : http://id.wikibooks.org

Contoh Kalimat Efektif

Udah jadul, gak pernah juara pula

   Kota Liverpool sudah meraih 27 gelar liga Inggris, lebih banyak dari kota lain di Inggris. Manchester 23 dan London hanya 19. Tapi kota Liverpool tak pernah memenangkan Liga Inggris sejak musim 1989-1990.

   Sabtu (23/11), pertemuan terbaru Everton dan Liverpool akan tersaji di Goodison Park, stadion yang terbilang sudah jadul, dengan hanya bisa disaksikan oleh 40 ribu fans. Di hari yang sama, Arsenal dan City akan menjamu tim Inggris lainnya di rumah mereka masing-masing. Mereka akan lebih banyak menerima para penonton VIP dan juga sponsor. Tak heran, karena mereka memiliki stadion yang lebih modern. Dari sini, Derbi Merseyside sudah ketinggalan jauh.


   Sebagai perbandingan pemasukan dari pertandingan, pada tahun 2011-2012, United membukukan pendapatan sebesar 99 juta pounds, Arsenal 95 juta, Chelsea 78 juta. Sedangkan Liverpool hanya mendapat 42 juta dan Everton 17 juta. Kesenjangan antara tim tersebut terlihat jelas.
   “Kesenjangan ini masalah yang lebih besar untuk Liverpool karena mereka bisa memiliki 50 ribu tempat duduk di Stadion dan kemungkinan bisa mengakomodasikan fasilitas yang eksekutif dan mengisinya. Seperti yang terlihat di Old Trafford dan Emirates Stadium,” ujar Tom Cannon, profesor dari pengembangan strategis di Universitas Manajemen Liverpool.
   Rencana Liverpool tidaklah untuk membuat stadion baru. Dengan melakukan pembicaraan tentang pindah ke Stanley Park, pemilik Fenway Sports Group telah berkomitmen untuk pembangunan kembali Anfield. Tapi untuk mendapatkan lampu hijau pada proyek tersebut terbilang lambat. Sebuah rencana besar untuk meremajakan dengan memberikan biaya sebesar 260 juta pounds di mana 150 juta di antaranya akan dilibatkan untuk pengembangan klub, telah diumumkan tapi masih dalam tahap negosiasi dengan pemilik.


“Tentu saja, semua tergantung pada struktur pinjaman oleh FSG ketika mereka berinvestasi di stadion baru. Jika pembangunan segera dimulai, saya akan mengharapkan mereka bisa bersaing di bursa transfer dalam tiga sampai lima tahun ke depan,” ujar Tom Cannon.
   Meskipun fans The Reds berharap agar Liverpool tetap berada di tempat bersejarah seperti Anfield, mereka yakin John W. Henry akan menentukan yang terbaik untuk itu. Ketika Liverpool sudah menentukan apa yang akan dilakukan, rival mereka, Everton baru akan memulai dari awal. Kepala Eksekutif Everton, Robert Elstone mengatakan kepada situs penggemar Bluekipper pada bulan Desember, Everton tidak bisa melakukan pembangunan stadion jika hanya mengandalkan uang mereka saja.
   “Seperti semua stadion baru yang dikembangkan selama 20 tahun terakhir atau lebih, itu akan memerlukan dukungan pihak ketiga,” katanya. “Ini akan membutuhkan dorongan eksternal atau sejenisnya dari dompet pribadi atau publik.”
   Kenwright selalu menghabiskan uang klub dengan bijaksana, terlihat dari transfer musim panas ini, bukan tidak mungkin penggemar Everton akan melihat timnya akan mengeluarkan uang lebih sedikit jika ingin melakukan pembangunan stadion baru. Meskipun Kenwright akan terus melakukan pengeluaran klub dengan bijaksana, disorot melalui transfer transaksi musim panas ini, penggemar Everton mungkin harus mempersiapkan diri untuk lebih hemat dari biasanya.
   Jika kedua klub melakukan sesuatu tentang infrastruktur yang telah membuat mereka ketinggalan dari rival-rival Liga Inggris, kemajuan akan datang secara perlahan-lahan. The Reds yang paling mungkin untuk mengejar ketinggalan itu lebih cepat tetapi beberapa tahun ke depan akan banyak uang yang lebih banyak dihabiskan.

Penulisannya yang benar :
  • Udah jadul, gak pernah juara pula (Sudah zaman dahulu, tidak pernah juara lagi).
  • Jadul (zaman dahulu)
  • 40 ribu (40.000)
  • 99 juta pounds, Arsenal 95 juta, Chelsea 78 juta. Sedangkan Liverpool hanya mendapat 42 juta dan Everton 17 juta. (£99,000,000, Arsenal £95,000,000, Chealsea £78,000,000. Sedangkan Liverpool hanya mendapat £42,000,000 dan Everton £17,000,000).
  • 50 ribu (50.000)
  • biaya sebesar 260 juta pounds di mana 150 juta (£260,000,000 dan £150,000,000)


sumber : 
http://www.supersoccer.co.id/liga-inggris/kandang-everton-dan-liverpool-sudah-ketinggalan-jaman/

Kalimat Efektif

1. Pengertian Kalimat Efektif
    Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Kosasih menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat :
  • Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya.
  • Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antarapikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.

    Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara. Sedangkan rasional kalimat efektif adalah kalimat yang harus mencakup syarat kelengkapan unsur sebuah kalimat karena sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat harus memiliki paling tidak subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Dalam membentuk sebuah kalimat yang efektif harus menggunakan kata-kata yang dipilih dengan tepat agar kalimat menjadi jelas maknanya.
    Sebelum dapat membuat atau bahkan membetulkan suatu kalimat menjadi efektif, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan. Lawan bicara atau pembaca tidak akan bisa menjawab, melaksanakan, atau menghayati setiap kalimat atau tuturan itu sebelum mereka dapat memahami benar isi kalimat atau tuturan tersebut.
    Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya seacara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan ata yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. SebaliknYa, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu di munculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
    Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
    Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?” Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”. Sebelum kita membuat sebuah kalimat efektif maka kita harus terlebih dahulu mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif
    Berikut adalah ciri-ciri kalimat efektif menurut pendapat beberapa ahli kebahasaan :
   1. Menurut Sabarti Akhadiah kalimat efektif harus memiliki :
       a. Kesepadanan dan kesatuan.
       b. Kesejajaran bentuk.
       c. Penekanan.
       d. Kehematan dalam mempergunakan kata.
       e. Kevariasian dalam struktur.
  
    2. Gorys Keraf menyatakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
        a. Kesatuan gagasan.
        b. Koherensi yang baik dan kompak.
        c. Penekanan.
        d. Variasi.
        e. Paralelisme.
        f. Penalaran atau logika. Pada dasarnya, penalaran (logika) dapat menjadi bagian dari 
           paralelism makna.

    3. Menurut Parera ciri-cirinya adalah :
        a. Kesepadanan dan kesatuan.
        b. Keparalelan atau paralisme.
        c. Ketegasan.
        d. Kehematan.
        e. Kevariasian.

    4. Martaya Menyatakan ciri-ciri kalimat efektif lebih banyak dari pendapat yang lain, yaitu 
        :
        a. Mengandung kesatuan gagasan.
        b. Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
        c. Memperhatikan paralelisme.
        d. Merupakan komunikasi yang berharkat.
        e. Diwarnai kehematan.
        f. Ejaan yang disempurnakan.
        g. Didukung variasi.
        h. Didasarkan pada pilihan kata yang baik.
       
        Dari semua pendapat ahli bahasa tentang kalimat efektif dapat dijelaskan persamaan pendapat tentang
kalimat efektif yaitu :
1. Kesepadanan
    Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat 
    (P), objek (O), Keterangan : K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan 
    dalam pemakaian struktur bahasa.
    Contoh :
    Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
    Tidak Menjamakkan Subjek.
    Contoh :
    Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif).
    Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif).

2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata.
    Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran
    ganda). 
    Contoh :
    Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah.
    (ambigu dan tidak efektif).
    Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah.
    (efektif).

3. Kehematan
    Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau
    bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan,
    penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria
    yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu :
    a. Menghilangkan pengulangan subjek.
    b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
    c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
    d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
    Contoh:
    Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif).
    Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif).
    Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif).
    Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif).

4. Kelogisan
    Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
    ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk 
    akal.
    Contoh :
    Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif).
    Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif).

5. Kesatuan atau Kepaduan
    Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga
    informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
    untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu :
    a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
    b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-
        kalimat           
        yang berpredikat pasif persona.
   c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentangantara
       predikat kata kerja dan objek penderita.
       Contoh :
       Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah                               
       terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif).
       Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
       kemanusiaan. (efektif).
       Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif).
       Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif).

6. Keparalelan atau Kesajajaran
    Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam
    Kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat
    Pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan
    kata kerja berimbuhan me- juga.
    Contoh :
    Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif).
    Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif).
    Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif).
    Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif).
    Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk        membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu :   
    a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
       Contoh:
       Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
       Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan).
       Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
       ada pada dirinya.
       Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan).
   b. Membuat urutan kata yang bertahap.
       Contoh :
       Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak- 
       anak terlantar. (salah).
       Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
       anak terlantar. (benar).
   c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
       Contoh :
       Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
   d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
       Contoh :
       Anak itu bodoh, tetapi pintar.
   e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
      Contoh :
      Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
      Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Minggu, 24 November 2013

Makalah EYD

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagaialat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secaratulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakatdituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesiayang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasasecara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahamisecara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapatdigunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesiadapat digunakan secara baik dan benar.
B. RUMUSAN MASALAH 
1.                  Apa yang dimaksud dengan pengertian EYD ?
2.                  Baagaimana sejarah perkembangan EYD ?
3.                  Bagaimana ruang lingkup EYD ?
C. TUJUAN MASALAH
1.                  Untuk mengetahui pengertian EYD
2.                  Untuk Mengetahui sejarah  EYD.
3.                  Untukmengetahui Ruang lingkup EYD.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
            Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,  Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
2.2  SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA
            Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1. Ejaan Van Ophuysen
            Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari bahasa Indonesia.
2. Ejaan Suwandi
            Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai tahun 1972.
3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan imi mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia  Nomor : 57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapat  terwujud dengan baik.
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
(mulai 16 Agustus 1972)
Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi)
1947-1972
Ejaan Ophuysen
(1901-1947)
Khusu
Jumat
Yakni
Chusus
Djum’at
Jakni
Choesoes
Djoem’at
Ja’ni

2.3 RUANG LINGKUP EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur, dan (5) pemakaian tanda baca. 3)
1) Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan  dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.

Huruf
Nama
Huruf
Nama
Huruf
Nama
A             a
B             b
C             c
D            d
E             e
F             f
G            g
H            h
I              i
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
J              j
K            k
L             l
M            m
N            n
O            o
P             p
Q            q
R            r
je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
S             s
T             t
U            u
V             v
W            w
X             x
Y             y
Z             z
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet

b. Huruf Vokal
    Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
Huruf Vokal
Contoh pemakaian dalam kata
Di awal
Di tengah
Di akhir
A
e
i
o
u
api
enak
itu
oleh
ulang
padi
petak
simpan
kota
bumi
lusa
sore
murni
radio
ibu
c. Huruf Konsonan
     Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf konsonan
Contoh pemakaian dalam kata
Di awal
Di tengah
Di akhir
B
c
d
f
g
h
j
k
l
m
n
p
q
r
s
t
v
w
x
y
z
bahasa
cakap
dua
fakir
guna
hari
jalan
kami
lekas
maka
nama
pasang
Quran
raih
sampai
tali
varia
wanita
xenon
yakin
zeni
sebut
kaca
ada
kafan
tiga
saham
manja
paksa
alas
kami
anak
apa
Furqan
bara
asli
mata
lava
hawa
-
payung
lazim
adab
-
abad
maaf
balig
tuah
mikraj
politik
kesal
diam
daun
siap
-
putar
lemas
rapat
-
-
-
-
juz

d. Huruf Diftong
    Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf Diftong
Contoh pemakaian dalam kata
Di awal
Di tengah
Di akhir
Ai
au
oi
ain
aula
-
syaitan
saudara
boikot
pandai
harimau
amboi

e. Gabungan Huruf Konsonan
    Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu :kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan huruf konsonan
Contoh pemakaian dalam kata
Di awal
Di tengah
Di akhir
Kh
ng
ny
sy
khusus
ngilu
nyata
syarat
akhir
bangun
hanyut
isyarat
tarikh
senang
-
arasy

2) Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu (1) penulisan huruf besar, dan (2) penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
    Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1)      Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya : Dia menulis surat dikamar. Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2)      Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya : Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”. “Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3)      Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci. Misalnya : Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang. Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4)      Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya :Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin. Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5)      Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat. Misalnya :
·         Wakil Presiden Yusuf  Kalla memberi bantuan mobil.
·         Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
·         Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
·         Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
6)      Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya : Nurhikmah. Dewi Rasdiana Jufri.
7)      Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa. Misalnya : bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
8)      Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya :
tahun Hijriyah                                                        hari Jumat
bulan Desember                                                     hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9)      Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri. Misalnya :
Laut Jawa                                                               Jazirah Arab
Asia Tenggara                                                        Tanjung Harapan
10)  Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung. Misalnya : Republik Indonesia. Majelis Permusyawaratan Rakyat.
11)  Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan. Misalnya : Surat Saudara sudah saya terima. Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12)  Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya : Surat Anda telah saya balas. Sudahkah Anda sholat?.
13)  Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya : Dr. doctor S.H. sarjana hokum.
14)  Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya : Perserikatan Bangsa-Bangsa. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15)  Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar,  dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung. Misalnya : Bacalah majalah Bahasa dan Sastra. Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
b. Penulisan Huruf Miring
    Huruf miring digunakan untuk :
1)      Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya : Buku Negarakertagama karangan Prapanca. Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca. Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
2)      Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.  Misalnya : Huruf pertama kata abad adalah a. Dia bukan menipu, tetapi ditipu. Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
3)      Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing. Misalnya :
Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
3) Penulisan Kata
    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
1.      Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai
suatu kesatuan. Misalnya : Dia teman baik saya.
2.      Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
                     Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
                     Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata. Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.
                      Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai. Misalnya : menandatangani, keanekaragaman.
                     Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.
3.      Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-jenis kata ulang
yaitu :
·         Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya : laki lelaki
·         Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya : rumah rumah-rumah
·         Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya : sayur sayur-mayur
·         Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya : main bermain-main

4.      Gabungan Kata
         Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah  khusus. Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah. Misalnya : mata kuliha, orang tua.
         Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan. Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.
         Gabugan kata yang sudah dianggap sebgai satu kata ditulis serangkai. Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
5.      Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti ku,mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.
6.      Kata Depan (di, ke, dari)
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya : Jangan bermian di jalan. Saya pergi ke kampung halaman. Dewi baru pulang dari kampus.
7.      Kata Sandang (si dan sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya : Nama si pengrimi surat tidak jelas. Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
8.      Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Kaidah penulisan partikel sebagai berikut :
         Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!. Apakah yang dipelajari minggu lalu?. Apatah gerangan salahku?
         Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang dianggap sudah menyatu. Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
         Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya. Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.
9.      Singkatan dan Akronim
         Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata atau lebih. Misalnya : dll = dan lain-lain. yth = yang terhormat
         Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Misalnya : SIM = Surat Izin Mengemudi. IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan.
4.      Angka dan Lambang Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu : (1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X. Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
1)   Bilangan utuh. Misalnya : 15. lima belas
2)   Bilangan pecahan. Misalnya : ¾. tiga perempat
3)   Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II. Abad ke-2
4)   Kata bilagan yang mendapat akhiran –an. Misalnya : tahun 50-an         lima puluhan
5)   Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya
      mudah dibaca. Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu
     diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur
     kalimatnya dan maknanya sama. Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus.
     (benar) 55 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)
7)   Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
       huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau
       pemaparan. Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
5.      Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan  dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah diterapkan.
Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.
Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia  bukan berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia  itu dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :
1.         Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
2.         Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
6.      Pemakaian Tanda Baca
1.      Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
                     Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
                     Akhir singkatan nama orang.
                     Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
                     Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
                     Dipakai untuk  memisahkan bilangan atau kelipatannya.
                     Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
                     Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
                     Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan  atau ilustrasi dan tabel.
2.      Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
                     Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
                     Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
                     Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
                     Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.  Termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan tetapi.
                     Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
                     Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
                     Dipakai diantara  : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3)  tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
                     Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
                     Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
                     Menghindari terjadinya salah baca di belakang  keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
                     Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
                     Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
                     Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.
3.      Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
                     Akhir kalimat tanya.
                     Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
4.      Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kseungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
5.      Tanda Titik Koma  ( ; )
Tanda titik koma dipakai :
                     Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
                     Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
6.      Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
                     Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
                     Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
                     Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .
                     Di antara jilid atau nomor dan halaman.
                     Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
                     Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
                     Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
7.      Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
8.      Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
                     Dalam penomoran kode surat.
                     Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
9.      Tanda  Penyingkat  atau Apostrof ( ‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
10.  Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )
Tanda petik tunggal dipakai :
                     Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
                     Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
11.  Tanda Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
                     Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum dikenal.
                     Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
                     Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.


BAB III
PENUTUP

A.          Simpulan

1. Pengertian EYD
    Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,  Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

2. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah tiga kali mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
a)      Ejaan Van Ophuysen : Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia.
b)      Ejaan Suwandi : Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahu 1947-1972.
c)      Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) : Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan dari seluruh ejaan sebelumnya yang pernah berlaku di Indonesia.
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
(mulai 16 Agustus 1972)
Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi)
1947-1972
Ejaan Ophuysen
(1901-1947)
Khusu
Jumat
Yakni
Chusus
Djum’at
Jakni
Choesoes
Djoem’at
Ja’ni

3.  Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
a)         Pemakaian Kata
b)         Penulisan Huruf
c)         Penulisan Kata
d)        Penulisan Unsur Serapan

e)         Penulisan Tanda Baca