azzz

Selasa, 26 November 2013

Kalimat Efektif

1. Pengertian Kalimat Efektif
    Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Kosasih menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat :
  • Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya.
  • Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antarapikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.

    Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara. Sedangkan rasional kalimat efektif adalah kalimat yang harus mencakup syarat kelengkapan unsur sebuah kalimat karena sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat harus memiliki paling tidak subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Dalam membentuk sebuah kalimat yang efektif harus menggunakan kata-kata yang dipilih dengan tepat agar kalimat menjadi jelas maknanya.
    Sebelum dapat membuat atau bahkan membetulkan suatu kalimat menjadi efektif, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan. Lawan bicara atau pembaca tidak akan bisa menjawab, melaksanakan, atau menghayati setiap kalimat atau tuturan itu sebelum mereka dapat memahami benar isi kalimat atau tuturan tersebut.
    Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya seacara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan ata yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. SebaliknYa, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu di munculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
    Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
    Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?” Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”. Sebelum kita membuat sebuah kalimat efektif maka kita harus terlebih dahulu mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif
    Berikut adalah ciri-ciri kalimat efektif menurut pendapat beberapa ahli kebahasaan :
   1. Menurut Sabarti Akhadiah kalimat efektif harus memiliki :
       a. Kesepadanan dan kesatuan.
       b. Kesejajaran bentuk.
       c. Penekanan.
       d. Kehematan dalam mempergunakan kata.
       e. Kevariasian dalam struktur.
  
    2. Gorys Keraf menyatakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
        a. Kesatuan gagasan.
        b. Koherensi yang baik dan kompak.
        c. Penekanan.
        d. Variasi.
        e. Paralelisme.
        f. Penalaran atau logika. Pada dasarnya, penalaran (logika) dapat menjadi bagian dari 
           paralelism makna.

    3. Menurut Parera ciri-cirinya adalah :
        a. Kesepadanan dan kesatuan.
        b. Keparalelan atau paralisme.
        c. Ketegasan.
        d. Kehematan.
        e. Kevariasian.

    4. Martaya Menyatakan ciri-ciri kalimat efektif lebih banyak dari pendapat yang lain, yaitu 
        :
        a. Mengandung kesatuan gagasan.
        b. Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
        c. Memperhatikan paralelisme.
        d. Merupakan komunikasi yang berharkat.
        e. Diwarnai kehematan.
        f. Ejaan yang disempurnakan.
        g. Didukung variasi.
        h. Didasarkan pada pilihan kata yang baik.
       
        Dari semua pendapat ahli bahasa tentang kalimat efektif dapat dijelaskan persamaan pendapat tentang
kalimat efektif yaitu :
1. Kesepadanan
    Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat 
    (P), objek (O), Keterangan : K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan 
    dalam pemakaian struktur bahasa.
    Contoh :
    Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
    Tidak Menjamakkan Subjek.
    Contoh :
    Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif).
    Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif).

2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata.
    Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran
    ganda). 
    Contoh :
    Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah.
    (ambigu dan tidak efektif).
    Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah.
    (efektif).

3. Kehematan
    Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau
    bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan,
    penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria
    yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu :
    a. Menghilangkan pengulangan subjek.
    b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
    c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
    d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
    Contoh:
    Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif).
    Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif).
    Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif).
    Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif).

4. Kelogisan
    Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
    ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk 
    akal.
    Contoh :
    Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif).
    Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif).

5. Kesatuan atau Kepaduan
    Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga
    informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
    untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu :
    a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
    b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-
        kalimat           
        yang berpredikat pasif persona.
   c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentangantara
       predikat kata kerja dan objek penderita.
       Contoh :
       Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah                               
       terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif).
       Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
       kemanusiaan. (efektif).
       Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif).
       Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif).

6. Keparalelan atau Kesajajaran
    Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam
    Kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat
    Pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan
    kata kerja berimbuhan me- juga.
    Contoh :
    Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif).
    Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif).
    Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif).
    Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif).
    Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk        membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu :   
    a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
       Contoh:
       Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
       Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan).
       Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
       ada pada dirinya.
       Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan).
   b. Membuat urutan kata yang bertahap.
       Contoh :
       Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak- 
       anak terlantar. (salah).
       Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
       anak terlantar. (benar).
   c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
       Contoh :
       Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
   d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
       Contoh :
       Anak itu bodoh, tetapi pintar.
   e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
      Contoh :
      Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
      Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar