A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah pemuda
merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam
hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah ini biasa muncul dari pihak
pemuda yang berfikir lebih dinamis dari pada generasi yang lebih tua sehingga
terjadi ketidaksepahaman diantara dua generasi tersebut.
Sebagian besar
pemuda mengalami pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. Yang terkadang
membuat para pemuda berfikir lebih kepada kenyatan yang terjadi sebaliknya pada
orang tua, yang masih berfikir melewati spiritual atau kebiasaan nenek moyang.
Orang tua sebagai peer group yang memberikan bimbingan, pengarahan, karena
merupakan norma-norma masyarakat, sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya.
Banyak sekali masalah yang tidak terpecahkan karena kejadian yang menimpa
mereka belum pernah dialami dan diuangkapkannya.
Dewasa ini umum
dikemukakan bahwa secara biologis dan politis serta fisik seorang pemuda sudah
dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Contohnya
seperti pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga, menikmati hak
politiknya sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih tergantung
kepada orang tuanya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
· Bagaimana
Pengertian tentang pemuda.
· Bagaimana
pengertian sosialiasi
· Bagaimana
pengertian Internalisasi
· gambaran
pemuda dan identiasnya
C. PENGERTIAN PEMUDA
Pemuda adalah
golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan
kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang
kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam,
terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada
dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan
generasi muda.
Proses kehidupan
yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap
untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan
istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia
dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Jadi jelaslah
sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta
dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, maka proses
sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan
perkembangan individu pemuda itu sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari
ketergantungan pada orang tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu
kadang membingungkan dirinya sendiri.
o
Pemuda Indonesia
Pemuda dalam
pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan
dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan
tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia
adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari
segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa,
dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak :
0 – 12 tahun
Golongan remaja :
13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18
(21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun
adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah
memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yagn telah
diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari
segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40
tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda
berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri
atas 3 katagori yaitu :
siswa, usia antara
6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
Mahasiswa usia
antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
Pemuda
di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15
– 30 tahun keatas. Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan
pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu didasarkan atas usaha pemuda
untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal
ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang
berlaku
Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Peran pemuda
jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda
“pembangkit” mereka adalah pengurai atu
pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu
mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal.
Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat,
tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan
menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga,
pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan pemuda
dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika,
bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi.
Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup
bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan
pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak
melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab
terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Telah kita ketahui
bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan
dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural
daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas
yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan
bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam
pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
· Kemurnian
idealismenya
· Keberanian
dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
· Semangat
pengabdiannya
· Sepontanitas
dan dinamikanya
· Inovasi dan
kreativitasnya
· Keinginan
untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
· Keteguhan
janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
· Masih
langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan
tindakanya dengan kenyataan yang ada.
D. SOSIALISASI PEMUDA
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian
diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang
perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media
Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
1. Proses
sosialisasi
Istilah
sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi
selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang
membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku
ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut,
seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga
negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup
ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini
tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses
sosialisasi.
2. Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
3. Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu
pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi
organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras
dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau
kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
E. INTERNALISASI
Adalah proses
norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai
institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah
daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
a. Pendekatan klasik tentang
pemuda
Melihat bahwa muda merupakan masa
perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam
pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan suatu waktu akan
hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa
muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik
ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri
yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah
persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan
mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai
bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
b. Dalam hal ini hakikat
kepemudaan ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan
mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu koninum yang sambung
menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai
arti sendiri-sendiri. Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi pemuda dalam arah
kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang ada, antar generasi
tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang lingkup tanggung
jawabnya.
Generasi tua
sebagai angkatan-angkatan yang lalu (passing generation) yang berkewajiban
membimbing generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi pemuda yang
penuh dinamika hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang mulai
melemah, disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah terkumpul oleh
pengalamannya.
Pihak generasi
tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan
dunia. Dana melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah
mapan, sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban
untuk memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed
standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala
ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena
cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa
diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi
tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang
baik.
Dengan pendapat
di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala
jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan
lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai
keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah
respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
F. PEMUDA dan IDENTITAS
Telah kita
ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu
dikaitkan dengan masalah dan merupakan beban modal bagi para pemuda. Tetapi di
lain pihak pemuda juga menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja,
ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi, kecanduan narkotika, masa depan
suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan dalam harapan dengan
kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam
setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”.
Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan
pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
Menurut pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat
dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni :
· Sosial psikologi
· sosial budaya
· sosial ekonomi
· sosial politik
Ø
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa
nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian yang dialami
oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah
generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan
kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat
menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya
perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang
menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja,
penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan
perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Ø
Peran pemuda dalam masyarakat
a. Peranan pemuda yang didasarkan
atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak
unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan
bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan
fungsionaliasi
Ø
Arah Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Arah pembinaan
dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki
keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan
Yang Masa Esa.
b. Orientasi dalam dirinya
sendiri
c. Orientasi ke luar hidup di
lingkungan
Peranan mahasiswa dalam
masyarakat :
a. Agen of change
b. Agen of development
c. Agen of modernization