MASALAH
POKOK EKONOMI
Masalah
pokok ekonomi dapat ditinjau dari 2 sudut pandang:
Menurut
Teori Klasik,
yang dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :
PRODUKSI, adalah segala tindakan
yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna / manfaat dari suatu barang.
Karena
sifat manusia yang tidak pernah mengalami tingkat kepuasan yang hakiki, maka
berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan manusia;
sehingga selama itu pula produksi menjadi masalah pokok ekonomi.
DISTRIBUSI, adalah segala kegiatan
yang ditujukan untuk menyampaikan atau menyalurkan barang hasil produksi dari
produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir/pemakai.
Yang
termasuk kegiatan distribusi diantaranya : Pengemasan, pensortiran/pemilahan,
pengepakan, penyimpanan/pergudangan, pengangkutan, dll
Distribusi
dapat dibedakan menjadi 2 cara :
- Distribusi langsung, dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke konsumen akhir/pemakai.
- Distribusi tidak langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa perantara, seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar, pedagang eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat dimungkinkan harga yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.
KONSUMSI, adalah segala
tindakan yang tujuannya menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang.
Kegiatan
konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :
- Faktor Internal, seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi.
- Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial, kebijakan pemerintah, dll.
Menurut
Teori Modern
Menurut
Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi, membedakan masalah pokok yang dihadapi
oleh perekonomian, yaitu :
- Apa yang akan diproduksi (What) Karena keterbatasan sumber daya faktor produksi, maka harus hal yang tidak mungkin akan memproduksi sebanyak-banyaknya, maka harus dilakukan pemilihan barfang apa yang harus diproduksi serta berapa jumlahnya.
- Bagaimana proses produksinya (How) Hal ini sangat tergantung dari ketersediaan sumber daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi negara maju akan menggunakan faktor produksi padat modal dengan teknologi majunya, sementara bagi negara yang berkembang akan menerapkan teknologi menengah tanpa mengesampingkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran yang tinggi.
- Untuk siapa hasil produksi ditujukan (for Whom) Untuk masalah yang satu ini, pertimbangan ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat memenuhi kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.
Menurut
Richard Lipsey, menambahkan permasalahan perokonomian secara makro,
yaitu tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kapasitas produksi.
PENGARUH
MEKANISME HARGA
Krisis
finansial global yang terjadi sejak akhir tahun 2007 telah mengakibatkan
perlambatan ekonomi global secara bertahap. Diperkirakan daya beli masyarakat
menurun. Banyak pihak yang mengatakan bahwa krisis hanya terjadi pada negara
maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun perlu diingat bahwa sebagian
negara yang kekuatan pasarnya sedang tumbuh (energing market) menguasai 60%
pangsa pasar ekspor ke Amerika Serikat dan negara-negara maju. Karena itu, jika
terjadi penurunan permintaan, pasti akan berdampak pada permintaan
barang-barang dari negara yang sedang tumbuh (emerging countries). Tentu hal
ini akan berakibat pada menurunnya kinerja berbagai sektor usaha, khususnya
industri.
Harapan
untuk segera terlepas dari himpitan krisis ekonomi yang terjadi sejak akhir
tahun 2007 nampaknya bukan merupakan sesuatu yang berlebihan. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa indikator ekonomi, seperti tingkat suku bunga perbankan
yang terus menurun, meningkatnya suku bunga SBI, inflasi yang semakin
terkendali serta transaksi di bursa efek yang semakin bergairah. Kondisi
tersebut setidaknya dapat ditangkap sebagai sinyal bahwa indonesia sudah
memasuki tahap recovery atau kebangkitan. Memang masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi sekaligus menentukan tingkat prosentase pemulihan ekonomi dan
tingkat suku bunga bank, inflasi serta kondisi bursa efek pada umumnya dapat
dijadikan barometer.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar